my ads

my ads

my ads

Selasa, 09 Oktober 2012

Pelatihan Wira Usaha


Paket Pelatihan Wira Usaha

Biaya                :  Rp. 1.000.000/ Peserta
Fasilitas             :  Sertifikat, materi training, MoU kerjasama usaha
Alokasi waktu   :  3 Hari
Materi               :  Peluang usaha, jenis usaha sesuai permintaan, managemen pemasaran, Permodalan,
                            Jaringan usaha
Pusat kegiatan   :  Grand Trawas Hotel
                           (Jln Raya Trawas Kec. Trawas Kab. Mojokerto Prop. Jawa Timur)
Trainer              :   1. Yoyok Budianto,M.Pdi  ( Direktur Trainer Forum Pemuda Indonesia )
                            2. A. Fatahillah,S.Pdi      
                            3. Khoirin Ni`matus Sholihah,M.Pdi
Kontak person  : 031-71352936
                           089675871755

Cara Kreatif Hasilkan Uang Saat Kuliah


Sebagai seorang mahasiswa yang aktif, kebutuhan Anda tentunya segudang. Mulai dari yang berhubungan dengan perkuliahan, seperti diktat kuliah, hingga kebutuhan rekreasi, seperti nonton, belanja dan sebagainya. Melihat kebutuhan yang sedemikian banyak, tentunya Anda juga membutuhkan banyak anggaran. Sering kali Anda tidak dapat mengandalkan pasokan dana dari orangtua.
Mencari tambahan pemasukan merupakan solusi yang terbaik. Asal Anda kreatif dan jeli menangkap peluang serta kamauan yang keras, sebenarnya tidak ada yang mustahil bagi Anda untuk memiliki usaha sampingan dan menghasilkan uang. Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghasilkan uang di masa kuliah.
1. Jasa fotokopi
Di awal semester, dosen biasanya memberikan bahan kuliah lumayan tebal untuk difotokopi. Kalau biasanya Anda terima beres (dengan kata lain titip lewat teman), sekarang saatnya jadi bandar fotokopi. Tawarkan ke teman sekelas agar Anda saja yang mengurus segala fotokopi diktat tersebut. Mereka hanya perlu membayarnya dan menunggu barangnya jadi. Cara mengeruk keuntungan sangat mudah. Misalnya, dari setiap makalah yang Anda fotokopi, ambil komisi sebanyak Rp1.000. Memang, sekilas jumlah tersebut terlihat kecil. Tapi kalau yang menggunakan jasa Anda adalah teman satu kelas, misalnya 30 mahasiswa, setidaknya Anda sudah untung Rp30.000. Itu baru dari 1 mata kuliah saja, belum mata kuliah yang lainnya.
2. Menjual pulsa
Bagi mahasiswa, pulsa merupakan barang semi primer. Manfaatkanlah kondisi ini untuk berjualan pulsa elektronik. Dengan bermodal ponsel dan dana minimal Rp100.000, Anda sudah bisa jadi agen pulsa elektronik. Agar mampu bersaing dengan penjual lain yang jumlahnya banyak, sebaiknya Anda tidak perlu mengambil untung terlalu besar. Untung kecil tidak masalah, asal Anda mampu menjaring banyak pelanggan.
3. Salesman/salesgirl
Apakah relasi Anda ada yang memiliki usaha, misalnya usaha distro, kue, aksesori, atau bisnis lain? Kalau ada, jangan ragu untuk menawarkan diri untuk menjadi tenaga pemasaran alias salesman/salesgirl mereka. Promosikan bisnis mereka kepada teman-teman Anda, lalu ambil untung dari selisih harga jual. Misalnya, kalau biasanya satu T-Shirt dihargai Rp40.000 oleh si pemilik distro, Anda jual saja kepada teman seharga Rp50.000. Asalkan kualitas barang dan kemampuan menjual Anda bagus, pasti produk yang dijual akan laris manis.
4. Drafter
Ini khusus bagi mahasiswa arsitektur. Jika Anda punya kemampuan menjadi drafter, Anda dapat menunjukkan potensi Anda dengan menawarkan diri sebagai drafter kepada senior Anda yang sedang mengerjakan tugas akhir. Kuncinya adalah kedekatan hubungan Anda dengan kakak-kakak senior. Namun tentu saja Anda harus memiliki kemampuan sketsa dan komputer yang baik, terutama untuk program Autocad, 3D Max atau Sketchup. Hasilnya bisa digunakan sebagai tambahan uang saku Anda. Untuk gambar 3 dimensi eksterior dengan komputerisasi, Anda dapat mematok harga antara Rp100.000 hingga Rp300.000, tergantung tingkat kesulitannya.
5. Penerjemah
Untuk Anda mahasiswa jurusan bahasa (sastra Inggris, Prancis, dsb), Anda dapat mengasah kemampuan Anda, sekaligus mendapatkan penghasilan sampingan dengan menjadi penerjemah. Siapa pangsa pasarnya? Banyak, bisa mahasiswa S1 atau bahkan mahasiswa S2. Pangsa pasar yang kedua ini memang lebih potensial. Anda dapat menempelkan publikasi jasa terjemahan tersebut di papan-papan pengumuman kampus, lengkap dengan nomor kontak yang bisa dihubungi. Biasanya, untuk harga kelas mahasiswa, terjemahan Inggris-Indonesia bisa dipasang harga sekitar Rp15.000 per lembar 2 spasi; sedangkan untuk terjemahan Indonesia-Inggris dihargai sekitar Rp25.000 per lembar 2 spasi. Sedangkan untuk kelas mahasiswa S2 atau perusahaan, terjemahan Inggris-Indonesia biasanya dihargai sekitar Rp30.000 per lembar 2 spasi; dan Indonesia-Inggris dihargai sekitar Rp45.000 per lembar 2 spasi. (*/dari berbagai sumber)

sumber http://www.ideusaha.com/berita-143-cara-kreatif-hasilkan-uang-saat-kuliah.html

KARAKTER BUILDING

KARAKTER BUILDING

Belakangan ini, isu character building (pembangunan watak) kembali marak. Begitu pentingnya character building, hingga Presiden Soekarno sebagai the founding father’s berwasiat: “Tugas berat bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan adalah mengutamakan pelaksanaam nation and character building”. Bung Karno mewanti-wanti, jika pembangunan karakter tidak berhasil, bangsa Indonesia hanya akan menjadi bangsa kuli! Demikian kutipan buku Karakter Mengantar Bangsa dari Gelap Menuju Terang (2009).
Tidak ketinggalan Presiden SBY merasa perlu memberikan penegasan. “Character building sangat penting. Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan berperilaku baik. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia,” tambahnya. Wasiat ini pula yang disampaikan kepada Pak Nuh saat didaulat memimpin kemen¬terian terbesar republik ini pada KIB jilid II.
Berbagai upaya sosialisasi dan pencerahan tentang character building terus dilakukan. Bahkan, Kementerian Pendidikan Nasional tengah menyiapkan kurikulum nasional. Yakni, kurikulum pendidikan budaya dan karakter bangsa. Rencana itu justru semakin menegaskan bahwa nation and character building benar-benar berada pada titik nadir, yang memprihatinkan. Setelah sekian lama Pancasila tak lagi diajarkan secara masif, bangsa ini seakan kehilangan pegangan. Bahkan, bangsa Indonesia kian kehilangan karakter dan jati diri.
Lalu, apa yang dimaksud dengan character building? Karakter adalah moral excellence atau akhlak yang dibangun atas berbagai kebajikan (virtues). Karakter baru memiliki makna jika dilandasi nilai-nilai kebudayaan. Jadi, karakter bangsa adalah karakter warga negara yang dinilai sebagai kebajikan. Karena itu, national and character building harus berorientasi pada upaya pengembangan nilai-nilai kebajikan sehingga menghasilkan output yang memiliki jati diri dan kepribadian.
Bagaimana membangun character building, John C. Maxwell (1991) dalam bukunya The 21 Indispensable Qualities of a Leader menyatakan: “Karakter yang baik lebih dari sekadar perkataan. Karakter yang baik adalah sebuah pilihan yang membawa kesuksesan. Ia bukan anugerah, tapi dibangun sedikit demi sedikit, dengan pikiran, perkataan, perbuatan nyata, melalui pembiasaan, keberanian, usaha keras, dan bahkan dibentuk dari kesulitan demi kesulitan saat menjalani kehidupan.”
M. Nuh dalam sambutan serah terima dengan Mendiknas sebelumnya juga menegaskan bahwa berbicara soal karakter dan budaya bangsa bukan sekadar hal-hal yang menyangkut kesantunan. Di dalamnya termasuk intellectual curiosity (rasa keingintahuan intelektual). Dari intelektual muncul kreativitas, dari kreativitas muncul inovasi. Kalau inovasi ditambahi sedikit marketing atau ilmu berjualan, jadilah entrepreneur. Karena itu, jadikanlah sekolah sebagai bagian membangun karakter.
Membangun kembali karakter bangsa ini akan efektif jika melalui jalur pendidikan. Namun, hal itu harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Mulai keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab, pendidikan karakter mencakup pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan kepengamalan nilai secara nyata. Dari gnosis sampai ke praksis. Singkatnya, pendidikan karakter adalah membimbing orang untuk secara sukarela mengikatkan diri pada nilai. Profesor Phenix mengistilahkan sebagai voluntary personal commitment to values.
Terdapat tiga hal penting yang mesti diperhatikan dalam pendidikan karakter. Yakni, pembiasaan, contoh atau teladan, dan pendidikan/pembelajaran secara terintegrasi. Pembiasaan memegang peran sangat penting dalam ke¬hidupan manusia. Ia mengambil porsi cukup besar dalam usaha manusia. Islam menggunakan kebiasaan sebagai salah satu sarana pendidikan, dikutip dari Ibrahim Hamd Al-Qu’ayyid (2005) dalam bukunya 10 Kebiasaan Manusia Sukses tanpa Batas.
Dari banyak referensi bisa disimpulkan bahwa pendidikan berkarakter bukan sulap, tak semudah membalik telapak tangan, perlu waktu, perlu pembiasaan, pengulangan, keteladanan, dan disiplin. Tidaklah cukup sebuah buku menuliskan, tak cukup pula sebuah seminar atau lokakarya mendiskusikan kompleksitas pelaksanaan pendidikan karakter tersebut.
Seminar Nasional Pendidikan Berbasis Karakter menuju Indonesia Cerdas sebagai puncak acara Festival Indonesia Cerdas mencoba memberikan secuil jawaban persoalan itu. Ini karena dibahas oleh para narasumber yang kompeten di bidangnya. Terasa semakin lengkap jika pendidikan berkarakter diselenggarakan tidak dengan cara konvensional, tetapi mengikuti pemanfaatan teknologi multimedia untuk mempermudah proses belajar mengajar. Satu sesi khusus dari Pusat Sumber Belajar Virtual (PSBV) akan melengkapi seminar akbar tersebut. (Sumber: Jawa Pos, 7 Juli 2010)

sumber : http://bumimars.wordpress.com/2011/05/17/karakter-building/